Adiwiyata Mandiri, Core dan Magneto Pendidikan Di MTsN 4 Blitar

“Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin diukur
keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan
perubahan tersebut suatu potensi”. (Robby Djohan)

Redaksi : Nanik Sulistiani, S.Pd (Guru Bahasa Indonesia)

Konsep pendidikan di tahun depan adalah pendidikan Merdeka Belajar, digitalisasi
untuk efisiensi dan efektivitas pembangunan, serta kemudahan jangkauan terutama di daerah,
berikutnya adalah atensi dan aspirasi publik yang makin luas tentang aspek lingkungan.
Harmonisasi antara pendidikan dan lingkungan adalah Adiwiyata. Mengapa
Adiwiyata? Adiwiyata menawarkan program yang bisa dijadikan salah satu media belajar
bagi peserta didik untuk mengembangkan wawasan berpikir guna penyelamatan dan
perlindungan lingkungan dan alam. Pengaruh program Adiwiyata terhadap madrasah yaitu
lingkungan madrasah terjaga kebersihan, rindang, nyaman sehingga suasana belajar kondusif.
Mengontrol biaya pemeliharaan tagihan listrik dan air. Hemat sumber daya alam termasuk
pemakaian kertas, juga menu sehat di kantin madrasah.

Data KLHK menunjukkan tahun 2021 ada 4.726 sekolah yang meraih penghargaan
Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri dari 34 provinsi di Indonesia (Tahun 2021 ada
344 sekolah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional dan 77 sekolah meraih
penghargaan Adiwiyata Mandiri dari 936 madrasah/ sekolah yang mengajukan diri). Secercah
harapan dari madrasah adiwiyata adalah menjadi core sekaligus magneto dalam
pengembangan GPLHS di madrasah. Melalui Adiwiyata peserta didik dilatih untuk kreatif,
inovatif, terbiasa disiplin, menjaga lingkungan, hidup bersih, dan sehat, menghargai
kepentingan orang lain, memakai peralatan kebersihan, memiliki pengetahuan tentang
lingkungan global, bencana isu lokal. Kontribusi nyata Madrasah Adiwiyata terhadap
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah adalah pengurangan timbulan
sampah melalui 3R (reduce, reuse, recycle) sejumlah 422.534 ton per tahun, penanaman dan
pemeliharaan pohon sejumlah 354.450, penambahan lubang biopori 70.890, sumur resapan
14.178, serta penghematan listrik air rata-rata 10 sampai 40% per tahun di madrasah/ sekolah.

Menyandang gelar Madrasah Adiwiyata Mandiri bagi MTSN 4 Blitar bukan hanya
sekadar prestise atau sekadar mengikuti trendsetter tetapi lebih kepada segala bentuk tingkah
laku berorientasi pada pendidikan berbasis lingkungan. Sinergi warga madrasah mutlak
diperlukan untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. Perlu kesadaran bersama bahwasanya
mencintai lingkungan bisa disejajarkan dengan ‘bagaimana mencintai diri sendiri’.
Konsistensi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di sekolah perlu terus dikawal.
GPBLHS sebagai sebuah upaya mengubah perilaku dan sikap bertujuan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran peserta didik tentang nilai lingkungan. Isu
permasalahan lingkungan(baik lokal, global, bahkan internasional) dapat menggerakkan
peserta didik untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian, keselamatan lingkungan untuk
kepentingan sekarang dan mendatang.

Budaya madrasah atau school culture berperan penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Budaya madrasah berbentuk norma yang berlaku dan dilaksanakan oleh warga
madrasah menumbuhkembangkan kesadaran diri, etos kerja, disiplin, kerja sama, sikap
pluralis dalam berbagai aspek kehidupan, kreativitas, produktivitas, kemampuan berpikir
kritis, solidaritas, toleransi, dan daya saing warga madrasah utamanya peserta didik.
Budaya madrasah diiringi pengembangan lingkungan fisik madrasah yang bersih, rapi,
sejuk, tenang, lingkungan sosial yang damai, saling toleransi, tetap disiplin menegakkan
aturan dipandu keteladanan kepala madrasah. Budaya madrasah yang kondusif untuk
peningkatan mutu relevansi dan daya saing didukung pihak luar (komite dan masyarakat
sekitar). Super time adalah gaung yang terus dikumandangkan untuk tujuan besar dengan
irama kebersamaan.

Prinsip program Adiwiyata adalah partisipatif dimana seluruh komponen madrasah
terlibat dalam semua proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Berkelanjutan atau sustainable seluruh kegiatan dilakukan secara terencana terus-menerus
secara komprehensif sehingga persentase keberhasilan dan pembenahan program bisa terukur.
Gelar Adiwiyata Mandiri yang melekat pada MTsN 4 Blitar merupakan core (inti)
bahwasanya ruang gerak pendidikan dilandasi oleh lingkungan belajar yang kondusif untuk
mencapai prestasi belajar maksimal. Ikhtiar termaksimal untuk mencapai takdir terbaik. Salah
satu magneto (daya) tarik MTsN 4 Blitar adalah Adiwiyata. Madrasah Asri Tertib Aman
Harmoni Anggun Rindang dan Islami (MATAHARI) adalah moto dan motor penggeraknya.

Adiwiyata MTsN 4 Blitar tidak lagi dalam idealitas beragam bagi warga madrasah melainkan
sinergitas mewujudkan satu tuju. Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah.
Sejarah musti diciptakan, tidak hanya untuk dihafal. MTsN 4 Blitar secara sadar
menorehkannya. Semua perilaku berorientasi pada mutu. Insha Allah.