Blitar, 20 Mei 2025 — Udara siang yang hangat tak mengurangi semangat para guru, staf, dan siswa MTsN 4 Blitar dalam mengikuti Workshop Pembelajaran Artificial Intelligence (AI) yang diselenggarakan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bertempat di Hall Mini MTsN 4 Blitar, kegiatan ini berlangsung selama dua hari sejak 19 Mei dan mencapai puncaknya pada Selasa, 20 Mei 2025.
Dengan semangat untuk memperkuat literasi digital dan memperkenalkan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan madrasah, kegiatan workshop dibuka secara resmi pada pukul 12.30 WIB. Acara diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi, dilanjutkan sambutan dari Kepala MTsN 4 Blitar, Drs. H. Boimin, M.Pd., dan sambutan hangat dari perwakilan Kaprodi PAI FITK UIN Malang, serta ditutup dengan doa bersama yang penuh harap akan kemajuan madrasah berbasis teknologi.
Para guru dan staf MTsN 4 Blitar mendapatkan pembekalan inovatif mengenai penerapan teknologi dalam pembelajaran. Materi pertama yang disampaikan oleh Dr. Laily Nur Arifa, M.Pd. mengajak para guru merancang pembelajaran interaktif berbasis digital. Antusiasme terlihat dari semangat diskusi dan keaktifan peserta dalam sesi tanya-jawab.
Selanjutnya, materi kedua menjadi sorotan tersendiri: Pemanfaatan Media Digital Artificial Intelligence melalui platform Lumen 5, disampaikan oleh Faridatun Nikmah, M.Pd. Guru-guru diajak langsung mempraktikkan pembuatan media video pembelajaran otomatis berbasis AI yang dapat mempercepat proses pembuatan konten ajar.
Sesi terakhir tidak kalah menarik, yaitu pembuatan media pembelajaran menggunakan Powtoon yang dibawakan oleh Ainatul Mardhiyah, M.Cs. Suasana workshop semakin hidup karena para peserta bisa langsung mencoba membuat animasi edukatif sederhana yang bisa diaplikasikan di ruang kelas.
Menariknya, pada sesi akhir workshop, salah satu guru, Ibu Rizkha N. Latifah, mengajukan pertanyaan reflektif terkait fungsi guru sebagai fasilitator dalam konteks penggunaan teknologi AI di ruang kelas. Pertanyaan ini membuka ruang diskusi yang dinamis, di mana narasumber menekankan pentingnya peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping belajar, yang mampu mengarahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.
Workshop guru ditutup dengan sesi refleksi dan tindak lanjut, disertai penyerahan sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas semangat pembelajaran sepanjang kegiatan.
Tidak hanya guru, 20 siswa kelas 7 dan 8 terpilih juga mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti workshop literasi ilmiah. Sesi dimulai dengan materi penulisan karya ilmiah oleh Abdul Fattah, M.Th.I., yang membuka wawasan siswa tentang struktur penulisan dan pentingnya berpikir kritis.
Sesi kedua yang disampaikan oleh Benny Afandi, M.H., memperkenalkan teknik penelusuran sumber digital untuk mendukung penulisan karya ilmiah. Para siswa belajar membedakan sumber yang kredibel, menggunakan mesin pencari akademik, dan menyusun data secara sistematis.
Materi terakhir dibawakan oleh Ulli Fauziyah, M.H., yang membahas sitasi dan parafrase—kemampuan yang sangat penting untuk menghindari plagiarisme dan menumbuhkan kejujuran akademik.
Dengan didampingi oleh para mahasiswa dari UIN Malang, para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung dan mendapatkan bimbingan personal dalam menulis dan mengembangkan ide-ide ilmiah.
Madrasah Berinovasi, Teknologi Menginspirasi
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga sebuah langkah awal bagi MTsN 4 Blitar untuk merespons tantangan zaman. Kepala MTsN 4 Blitar, Drs. H. Boimin, M.Pd., menyampaikan harapannya agar workshop ini menjadi pintu masuk menuju madrasah yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi, tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual dan karakter yang menjadi ciri khas madrasah.
“Madrasah harus menjadi pionir dalam perubahan, dan teknologi bukan untuk ditakuti, tapi untuk dikuasai,” ungkap beliau dalam sambutannya.
Dengan penuh semangat, peserta workshop—baik guru maupun siswa—menyelesaikan kegiatan dengan membawa pulang pengalaman baru, keterampilan baru, dan harapan baru akan madrasah yang terus tumbuh dan menjawab kebutuhan zaman.
(Riz)
Tinggalkan Komentar